Koperasi LKM Syariah Ikhuwah Bintang Ihsani
Artikel
Fri Oct 2018 13:10:00 Dilihat : 75 kali

FAKTA-FAKTA GREGET SAHABAT-SAHABAT NABI PALING GREGET

Chapter 4: Ali bin Abi Thalib. ra

Tahukah kamu?


1. Ali bin Abi Thalib ra adalah sahabat nabi yang berakhlak mulia, cerdas, berilmu tinggi, sabar, dan penyayang tapi kalau sudah di medan tempur, fighting mode: on, lawan sekuat apapun akan terkapar di hadapannya.

 

2. Fisiknya sangat kuat. Dia bisa mengangkat dan membanting kuda dengan mudah. Selain itu dia juga bisa memindahkan batu besar yang biasanya hanya bisa dilakukan banyak orang.

 

3. Waktu kecil, Rasulullah saw diasuh oleh paman beliau yaitu Abu Thalib padahal Abu Thalib miskin dan anaknya banyak. Setelah dewasa, beliau balas budi dengan cara merawat anak Abu Thalib yaitu Ali. 

 

4. Karena sejak kecil hidup di bawah asuhan Rasulullah saw, Ali tumbuh menjadi anak yang sangat baik akhlaknya, kuat mentalnya dan juga terampil dalam berbagai hal termasuk kemampuan bela diri. Dia juga belum pernah menyembah berhala sama sekali.

 

5. Ibunya memberinya nama “Haidarah” yang artinya singa, tapi nama “Ali” lebih sering digunakan.

 

6. Ali termasuk 7 orang pertama yang masuk Islam. 
Abu Bakar yang pertama masuk Islam dari kalangan orang tua, 
Khadijah yang pertama masuk Islam dari kalangan perempuan, 
Zaid bin Haritsah yang pertama masuk Islam dari kalangan budak,
Ali yang pertama masuk Islam dari kalangan anak-anak.

 

7. Ali seolah tak punya rasa takut. Ketika kaum kafir Quraisy bersekongkol untuk melakukan pembunuhan berencana terhadap Rasulullah saw, di malam hari Ali tidur di ranjang sang nabi dan menggunakan selimut yang biasa beliau pakai. Para pembunuh mengira bahwa yang tidur di situ adalah Rasulullah saw. Atas izin Allah swt, mereka hanya diam disitu tanpa berbuat apa-apa sampai pagi dan mereka kaget bahwa ternyata yang di ranjang itu adalah Ali.
Kira-kira apa yang terjadi kalau para pembunuh itu langsung bacok tanpa lihat isi selimut?

 

8. Ali tak terkalahan dalam duel pedang. Skill bertarungnya yang tinggi sudah terlihat sejak pertempuran pertama yang dialami kaum muslimin yaitu Perang Badar. Dalam tradisi kala itu, perang ini diawali dengan duel pembuka di antara para jagoan kedua pihak. Rasulullah saw memerintahkan 3 kerabat beliau yaitu Ali, Hamzah bin Abdul Muthalib dan Ubaidah bin Al Harits mewakili pasukan muslim 3 VS 3 wakil pasukan Quraisy yang juga merupakan satu keluarga yaitu Utbah, Syaibah dan Al Walid . 

 

Apa yang terjadi? Ali dengan mudah mengalahkan Al Walid. Hamzah dengan mudah mengalahkan Syaibah, setelah itu mereka menyelamatkan Ubaidah yang terluka. (baca juga fakta-fakta greget tentang Hamzah bin Abdul Muthalib di chapter 2)

 

9. Teriakan Ali mampu membuat orang yang tadinya berani langsung ketakutan.

 

10. Pertempuran besar berikutnya adalah perang Uhud dan masih menghadapi lawan yang sama yaitu Quraisy. Di sana Ali juga mengambil peran penting. Dia bergabung dalam tim khusus bersama para sahabat lain yang memiliki skill bertarung level S yaitu Hamzah, Zubair bin Awam, dan Ashim bin Tsabit. Tim ini fokus untuk menyerang pemegang bendera musuh. Mengapa? Karena dalam tradisi perang kala itu, pasukan yang benderanya jatuh akan dianggap kalah walaupun jumlahnya masih banyak, sedangkan pasukan walaupun tinggal 1 orang belum dianggap kalah selama bendera masih berdiri.


Begitu perang dimulai, dengan cepat tim ini menembus barisan pertahanan musuh, memporak-porandakan barisan ‘ikan teri’ yang nggak level untuk melawan mereka. Tim ini langsung menghabisi pemegang bendera yang ada di tengah kerumunan pasukan musuh. Pasukan Quraisy jadi shock karena perang baru dimulai tapi bendera sudah jatuh. Satu persatu orang dari Suku Abdid Dar yang bertugas mempertahankan bendera berdatangan berusaha mendirikan lagi bendera yang jatuh namun satu-persatu pula dari mereka menemui ajal karena Ali dkk membabat siapapun yang coba-coba mendirikan bendera sehingga jasad - jasad mereka bergelimpangan di sekitar bendera. Akibatnya, tak ada lagi yang berani mendirikan bendera walaupun sang komandan memerintahkannya sehingga pasukan Quraisy terpukul mundur dan tercerai berai sebelum nantinya keadaan berbalik.

 

11. Suatu hari para sahabat bertanding gulat. Ali menang 3X berturut-turut padahal di situ ada para sahabat yang kuat semisal Umar bin Khattab. 

 

Setelah itu, Rasulullah saw bersabda kepada Ali bahwa di balik bukit sana ada orang yang akan melawannya. Ali bergegas menuju TKP. Di sana ada seseorang yang seluruh tubuhnya tertutup hingga hanya terlihat matanya. Orang itu memberi isyarat bahwa dia ingin menantang gulat.
Setelah beberapa kali mencoba, ternyata Ali dapat dikalahkan dengan mudah oleh orang itu. Ali mengaku kalah, lalu dia meminta orang itu agar menunjukkan identitasnya. Setelah tutup kepalanya dibuka, ternyata beliau adalah Rasulullah saw.
Perlu diketahui bahwa setiap nabi diberi kekuatan yang melebihi umumnya manusia. Nabi Musa as pernah tidak sengaja bunuh orang hanya dengan sekali jotos.

 

12. Di pertempuran berikutnya dia unjuk gigi lagi. Saat itu Madinah diserang sekitar 10.000 pasukan gabungan dari suku-suku yang ingin menghancurkan kaum muslimin. Untungnya, mereka tidak bisa masuk ke kota karena 3000 pasukan muslim sudah mengantisipasi serangan dengan cara menggali parit di sekitar Madinah sehingga perang ini dsebut perang Khandaq (parit). Kedua pasukan hanya bisa saling memanah karena terpisah oleh parit yang lebar dan dalam. Ternyata ada beberapa tentara musuh yang dapat melewati parit. Mereka dipimpin oleh seorang panglima kavaleri Quraisy bernama Amr bin Abdu Wudd al Amiri. Walaupun usianya sudah 80 tahun, Amr masih sangat kuat. Dia adalah prajurit penunggang kuda terbaik Quraisy yang terluka ketika perang Badar sehingga tidak bisa mengikuti Perang Uhud, oleh karena itu dia ingin menumpahkan dendam dan amarahnya di perang Khandaq ini.

 

“Siapa berani bertarung denganku?” Amr menantang duel.
Para sahabat diam. Mereka terutama kaum muhajirin tahu siapa dan betapa hebatnya Amr. Bukannya mereka takut mati terbunuh, tapi jika sampai kalah, mental kaum muslimin pasti nge-drop. Maka, yang maju tidak boleh sembarang orang. 
Ali berdiri, minta ijin kepada Rasulullah saw. “Biarlah aku yang menghadanya wahai Rasulullah.”
Ternyata beliau tidak mengijinkannya. “Duduklah, sesungguhnya orang yang ingin kau lawan adalah Amr.” Sepertinya Rasulullah saw pun ragu Ali mampu mengadapi Amr.
3X Amr menantang, 3X Ali minta ijin untuk menghadapinya, baru Rasulullah saw mengijinkan. 

 

Di hadapan Amr, Ali menawarkan 3 hal.
Pertama dia menawarkan agar Amr masuk Islam. Tentu saja ditolak. Tujuannya datang mau memerangi Islam masa malah masuk Islam?
Kedua dia menawarkan Amr untk kbali ke Mekah. Tentu saja ditolak. Masa jauh-jauh mau perang sampai tujuan pulang begitu saja?
Ketiga adalah pertarungan. Pilihan ke 3 ini membuat Amr tertawa, lalu dia bertanya, 
“Siapa namamu?”
“Aku Ali.”
“Anak Abdul Manaf?” Rupanya Amr tidak kenal Ali yang di depannya itu.
“Bukan. Aku putra Abu Thalib.”
Amr kaget, karena orang yang berani menantangnya bertarung ternyata masih ‘anak kemarin sore’ yang paman-pamannya saja mungkin masih lebih muda darinya. Amr kehilangan niat bertarung karena menganggap Ali ‘nggak level’ untuk melawannya lalu berkata, “Keponakanku, beberapa pamanmu masih hidup. Tentu saja mereka lebih tua darimu. Demi Allah, aku tidak ingin membunuhmu.”
Ali malah menjawab, “Tapi aku ingin sekali membunuhmu!”
Jawaban ini tentu saja membuat Amr murka. Bisa-bisanya ada seorang ‘bocah’ berusia kurang dari 25 tahun yang tidak dia kenal berani menantangnya.

 

But wait! Kok si Amr tadi bilang “Demi Allah”? Bukankah dia orang kafir? Ya! Orang Arab jaman jahiliyah juga mengenal Allah swt, tahu bahwa Dia Tuhan karena nenek moyang mereka pengikut Nabi Ibrahim, hanya saja mereka menyekutukanNya dan suka menyembah berhala.

 

Saking marahnya, Amr turun dari kuda, lalu memenggal kudanya sendiri. Ga pake lama, Amr langsung menyerang sekuat tenaga. Maka terjadilah duel maut yang menurut para sahabat merupakan ‘the most epic battle’. Saking cepatnya gerakan mereka, dubu-debu beterbangan sehingga pertempuran tidak terlihat jelas.
Kekuatan tebasan pedang Amr berhasil mematahkan perisai Ali hingga pedangnya menyentuh pundak Ali. Kesempatan itu Ali gunakan untuk menebaskan pedangnya dari bawah selangkangan kena anunya Amr, digoreskan sampai ke wajah sehingga terluka dan dia jatuh. Ga pake lama, Ali menyelesaikannya dengan tebasan di leher. 
Di antara debu-debu berterbangan Ali bertakbir, diikuti Rasulullah saw dan para sahabat lain.


Pasukan kafir tercengang. Sesuatu yang mustahil baru saja terjadi. Hal ini menyebabkan teman teman Amr yang tadi ikut menerobos parit lari ketakutan. Sebagian berhasil melewati parit lagi dan kembali ke pasukan kafir, tapi ada 1 yang apes, dia mati dengan tubuh terbelah 2 hanya dengan sekali tebasan pedang oleh Zubair bin Awwam. 
Siapakah Zubair bin Awwam? Dialah bodyguard Rasulullah saw yang menurut Umar bin Khattab kekuatannya setara 1000 orang. (Silakan lihat chapter sebelumnya)

13. Rasulullah saw pernah bersabda, “Ali adalah bagian dariku dan aku bagian darinya. Tidaklah dapat membatalkan sebuah perjanjian melainkan aku atau Ali.” (HR. Tirmidzi)
Ini menunjukkan kedudukan istimewa Ali di samping Rasulullah saw.

 

14. Ali menikah dengan putri kesayangan Rasulullah saw yaitu Fatimah.

 

15. Suatu hari ketika pulang ke rumah, istrinya mengatakan bahwa mereka sudah tidak punya makanan dan hanya punya uang 3 dirham. Maka Ali pergi untuk membeli makanan. Di jalan di bertemu orang miskin yang mengaku sudah 3 hari dia dan keluarganya tidak makan. Ali memberikan semua uangnya dan meyakini bahwa tidak mungkin Allah swt membuat keluarganya mati kelaparan gara-gara menolong orang yang sudah 3 hari tidak makan sementara dia sendiri baru sehari tidak makan.

 

Sampai di rumah Ali menceritakan apa yang terjadi. Hal ini membuat istrinya menangis. Ali lalu berangkat menuju rumah Rasulullah saw untuk minta bantuan. Di jalan dia bertemu seseorang yang menjual unta merah seharga 20 dirham padahal harga standarnya 40 dirham. Dia memperbolehan Ali membayar unta itu kapan saja. Ali menyetujuinya dan membawa unta itu. Tak lama kemudian Ali bertemu orang dan ingin membeli untanya. Ali menjual dengan harga standar yaitu 40 dirham. Tanpa nawar, orang itu langsung bayar. Setelah untanya laku, Ali mengejar orang yang tadi menjual unta kepadanya dan membayarnya 20 dirham, lalu pulang membawa 20 dirham

.

16. Pertempuran berikutnya adalah Perang Khaibar melawan orang-orang Yahudi. Di hari sebelum pertempuran, Rasulullah saw bersabda, “Besok pagi aku akan memberikan bendera ini kepada laki-laki yang mencintai dan dicintai Allah swt dan Rasul-Nya.”


Semalaman para sahabat penasaran siapakah orang yang dimaksud dan masing-masing berharap bahwa merekalah orangnya. Besoknya, Rasulullah saw memanggil Ali. Ternyata dia sedang sakit mata lalu Rasulullah saw meludahi matanya dan sembuh seketika. (don’t try this at home! Cuma Rasuullah saw yang bisa). 
Rasulullah memberikan bendera kepada Ali lalu bersabda “Berangkatlah dan jangan menoleh ke belakang sampai Allah swt menaklukan Khaibar untukmu.”
Dalam pertempuran, bendera adalah simbol kekuatan pasukan oleh karena itu pemegangnya harusnya orang yang kuat.

 

Di TKP, lagi-lagi Ali mewakili kaum muslimin dalam duel pembuka. Di depan benteng musuh, pasukan kaum muslimin ditantang duel oleh seorang panglima Yahudi bernama Amir. Ukuran tubuhnya jauh di atas manusia normal, kekar, memakai baju besi dan topi besi. Dia berteriak, “Siapa berani melawanku?”  
Sebagai komandan sebenarnya Ali bisa saja menunjuk salah satu prajuritnya untk melawan Amir, tapi Ali lebih memilih maju sendiri untuk menerima tantangan musuhnya.
Serangan Ali seolah tak mempan terhadap organ-organ vital Amir yang dilapisi ‘armor’ yang kuat. Maka dia menebas kedua betis musuhnya itu hingga jatuh terkapar dan segera menyelesaikan duelnya.

 

Di duel Perang Khaibar Ali juga melawan Marhab, seorang penunggangkuda andalan Yahudi. Di pedangnya tertulis kalimat, “Inilah pedang Marhab. Siapa yang mencicipinya akan celaka.”
Ternyata justru Marhablah yang celaka. Tebasan pedang Ali membelah topi besi dan kepalanya hingga sampa gigi gerahamnya.
Saudara Marhab yang bernama Al Harits tak mau ketinggalan. Dia pun menantang Ali dan bernasib sama.
Gara-gara para jagoannya dibantai oleh Ali dan Zubair bin Awwam, pasukan Yahudi tak ada lagi yang berani menantang duel padahal jumlah mereka 10.000 orang sedangkan jumlah pasukan muslimin hanya 1.400.
Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan di pihak kaum muslimin.
Beda bgt sama sekarang. Milyaran umat Islam sedunia ngga bisa apa apa ngelawan Yahudi Israel yang cuma beberapa juta.

 

17. Ali punya julukan “Abu Turab” yang artinya Pak Tanah. Suatu hari ada masalah di rumah tangganya. Ali tidak pernah memarahi istrinya, tapi jika sudah jengkel, dia memilih menghindar daripada keadaan makin heboh. Saat itu dia ‘mengungsi’ ke masjid. Di sana Ali berbaring di lantai masjid yang masih dari tanah. Karena jengkel + galau, dia gosok-gosokkan badanya di tanah seolah ingin melampiaskan amarahnya ke tanah. Tiba tiba datanglah Rasulullah saw dan bersabda, “Duduklah wahai Abu Turab!”
Di kemudian hari banyak orang yang memanggilnya Abu Turab. Ternyata Ali suka dengan julukan ini.

 

18. Karena kecerdasan dan keluasan ilmunya, Ali juga mendapat julukan “Babul Ilmu” yang artinya gerbang ilmu.

 

19. Salah satu keistimewaan fisik Ali adalah tahan terhadap kondisi suhu dan cuaca. Kadang dia memakai pakaian musim dingin di saat musim panas, juga sebaliknya. Hal ini karena doa Rasulullah saw “Ya Allah, hilangkanlah dari Ali rasa panas dan dingin.”

 

20. Rasulullah saw pernah memerintahkan Ali untuk menjaga Madinah dan mengawasi gerak-gerik orang-orang munafik sementara beliau dan pasukan kaum muslimin meninggalkan kota untuk menyerbu tentara Romawi dan sekutunya. Ternyata ada orang-orang munafik menebar hoax yang mengatakan bahwa Ali tidak diajak ikut perang oleh Rasulullah saw karena dia lemah dan penaku sehingga tidak dibutuhkan lagi. Ali sempat terpancing, dia langsung mengambil peralatan perang dan berangkat menyusul pasukan muslimin. Setibanya di sana, Rasulullah saw menyuruh Ali kembali sambil bersabda, “Apakah engkau merasa bahwa menjaga istri-istriku, menjaga keluargamu bukan hal yang penting? Apakah kau tidak ridha jika kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa? Hanya saja tidak ada nabi setelahku.”

 

Perlu diketahui bahwa Nabi Musa dan Nabi Harun sangat dekat. Bahkan Nabi Harun seringkali menjadi wakil dan juru bicara bagi Nabi Musa.
Itu artinya, Ali memiliki kedudukan istimewa di sisi Rasulullah saw.

 

21. Ali pernah berkata kepada Hasan, anaknya, “Janganlah pernah menantang orang berkelahi, tapi jika kau ditantang, layanilah. Karena sesungguhnya orang yang menantang itu adalah orang zhalim. Melayani duel orang zhalim diperbolehkan.

 

22. Ali sangat memahami masalah hukum. Umar bin Khattab berkata, “Hakim terbaik di antara kami adalah Ali bin Abi Thalib.”
Rasulullah saw pernah memerintakan Ali menjadi hakim di Yaman. Padahal usianya termasuk yang masih muda di antara para sahabat.

 

23. Agak jauh setelah Rasulullah saw wafat, tepatnya di jaman khalifah Utsman bin Affan, muncul seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam bernama Abdullah bin Saba’. Dia berusaha menghancurkan Islam dari dalam dengan cara menebar pemikiran sesat, memecah belah umat Islam, dan menjelek-jelekkan sebagian sahabat dengan cara membuat berbagai hoax, fitnah dan propaganda. Utsman sang khalifah ketiga wafat terbunuh dangan sadis oleh para pengikut Abdullah bin Saba’. Di tengah kondisi negara yang kacau balau, Ali diangkat menjadi khalifah ke 4. 

 

24. Abdullah bin Saba’ menyebarkan pemikiran sesat bahwa para yang seharusnya jadi khalifah setelah Rasulullah saw wafat adalah Ali sedangkan para khalifah sebelumnya merebut kekuasaan Ali. Dia juga terlalu mengagung-agungkan Ali.

 

25. Para pembunuh Utsman yaitu para pengikut Abdullah bin Saba’ takut kejahatannya terbongkar maka mereka selalu membuat ulah agar kaum muslimin sibuk bertikai sehingga tidak sempat mencari dan menghukum mereka. Oleh karena itu, di masa pemerintahannya Ali lebih fokus untuk menyelesaikan masalah internal kaum muslimin.

 

26. Suatu ketika, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah dan Ummul mukminin Aisyah berangkat membawa 6000 pasukan untuk mencari pembunuh Utsman. Di waktu yang sama Ali beserta 10.000 pasukannya juga berangkat untuk mencari pembunuh Utsman. Kedua pasukan bertemu, berdialog, dan mengetahui bahwa tujuan mereka sama. Ternyata kedua pasukan disusupi para pengikut Abdullah bin Saba’. Di malam hari, para penyusup ini saling serang satu sama lain. Yang di Pasukan Ali menembaki perkemahan pasukan Zubair dengan panah api, yang di pasukan Zubair berakting, “Pasukan Ali menyerang kita! Pasukan Ali berkhianat!” lalu membalas serangan. Mereka yang ada di pasukan Ali juga sama, berbuat seolah-olah pasukan Zubair yang memulai serangan. Maka terjadilah sesuatu yang sangat menyedihkan yaitu pertumpahan dara antara sesama kaum muslimin. Inilah yang disebut Perang Jamal. 


Jauh jauh hari sebelumnya, Rasulullah saw sudah memperingatkan akan terjadinya perang antara 2 golongan yang tujuannya sama. Ternyata perang inilah yang dimaksud.

Tentu saja kedua pihak sebenarnya tidak menginginkan perang. Di tengah dahsyatnya pertempunan, Ali mendekati Zubair dan mengingatkannya tentang sabda nabi bahwa suatu saat Zubair akan melawan Ali dan saat itu Zubair dalam keadaan salah. Setelah mendengarnya, Zubair langsung keluar dari peperangan.
Pasukan Ali berhasil memenangkan perang dan mengantar Aisyah pulang. Sayangnya, akibat perang ini banyak sahabat nabi yang wafat termasuk 2 sahabat dekat nabi yaitu Zubair dan Thalhah bin Ubaidilah. Kedua sahabat nabi ini termasuk dalam 10 orang yang dijamin masuk surga. Yang membunuh mereka bukan pasukan Ali maupun pasukan Zubair melainkan para penyusup.

 

27. Selain Perang Jamal, terjadi Perang Siffin yang juga melawan sesama kaum muslimin yaitu pasukan Muawiyah bin Abu Sufyan, gubernur Syam. Pemimpin kedua kubu yaitu Ali dan Muawiyah sama sama sahabat nabi yang mulia. Keduanya tidak bermusuhan, tapi hanya beda sikap dan pendapat mengenai kasus pembunuhan Utsman. Namun lagi-lagi para pengacau yaitu pengikut Abdullah bin Saba’ berulah. Mereka mengirim surat kepada Muawiyah berisi peringatan bahwa Ali akan menyerang Muawiyah dan pasukannya. Sebaliknya mereka juga menyurati Ali yang isinya peringatan bahwa Muawiyah akan menyerang Ali. Kedua pihak tidak langsung percaya begitu saja, tapi tetap menyiapkan pasukan hanya untuk berjaga-jaga. Kedua pasukan pun bertemu. Mereka tak ada niat perang, tapi pengikut Abdullah bin Saba’ yang terlucknut itu  memprovokasi sehingga teradilah peperangan. Perang Siffin diakhiri dengan perjanjian damai antara Ali dan Muawiyah setelah banyak korban berjatuhan. 
Setelah kejadian tersebut, kaum muslimin lebih selektif dalam menerima berita. Untuk menghindari hoax dan fitnah, mereka hanya mau menerima berita dari kalangan mereka sendiri.

 

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa di tengah-tengah kaum muslimin selalu ada oknum-oknum yang memakai nama-nama Islami, memakai gelar islami, anggota orams Islam, tapi berusaha menghancurkan Islam. 

 

28. Ternyata sekelompok orang di pasukan Ali tidak setuju Perang Siffin berakhir dengan perdamaian. Mereka tetap ingin menghabisi pasukan Muawiyah. Karena kecewa dengan keputusan Ali, mereka memisahkan diri dari pasukan Ali dan membentuk kelompok yang disebut Khawarij. Kelompok ini terdiri dari anak-anak muda yang semangat beragamanya tinggi tapi ilmu agamanya masih dangkal. Mereka memahami Quran dan hadis hanya secara tekstual tanpa memahami makna di baliknya. Orang-orang Khawarij sangat mudah mengkafirkan kelompok lain, bahkan Ali dan Muawiyah mereka anggap kafir karena memutuskan suatu perkara tidak berdasarkan Quran & sunah (menurut pemahaman mereka). Padahal sebenarnya merekalah yang tidak paham Quran sunnah.


Orang orang Khawarij tak segan membunuh siapapun yang berbeda kelompok atau pemikiran. Mereka suka menumpahkan darah kaum muslimin. 
Jauh-jauh hari sebelumnya Rasulullah saw sudah memperingatkan akan kemunculan mereka di kemudian hari dan menjuluki mereka sebagai “anjing-anjing neraka.” 
Setelah berkali-kali upaya dialog dan cara-cara halus gagal, Ali pun memberantas mereka.

 

29. Perang Siffin juga memunculkan kelompok Syiah berisi orang-orang yang setia kepada Ali. Namun gara-gara pemikiran Abdullah bin Saba’, lama-kelamaan kelompok ini semakin menyimpang. Mereka terlalu mengagung-agungkan Ali, suka mencela dan menganggap kafir sebagian besar sahabat nabi. Mereka mengaku Islam, tapi rukun iman dan rukun islamnya beda, menganggap Quran tidak lengkap, bahkan beberapa sekte Syiah yang ekstrim menganggap Ali adalah Tuhan. Dari dulu sampai sekarang kelompok ini selalu membuat ulah.

 

30. Ali mengeksekusi mati Abdullah bin Saba’

 

31. Ali pernah ditanya mengapa di masa pemerintahannya banyak terjadi kekacauan, beda dengan masa pemerintahan para khalifah sebelumnya. Ali menjawab, “Karena mereka (para khalifah sebelumnya) memimpin orang-orang seperti aku, sedangkan aku memimpin orang-orang seperti kalian.”

 

32. Walaupun banyak terjadi kekacauan, sebagai khalifah Ali dapat menyelesaikan masalah-masalah dengan baik.

 

33. Ali memindahkan ibukota negara dari Madinah ke Kufah. Ternyata masyarakat Kufah telah membuatkan istana yang indah untuk Ali. Ketika melihatnya, Ali malah berkata, “Istana kesombongan! Aku tidak akan pernah tinggal di tempat seperti ini!” lalu dia lari sekencang kencangnya.

 

34. Ali sangat sederhana. Dia sering memakai jubah seharga 3 dirham dan naik keledai. Dia juga pernah hanya memakai 2 lembar kain, yang satu dijadikan sarung, satunya dijadikan baju. Padahal sebagai khalifah yang wilayah kekuasaannya membentang dari Syam di utara hingga Yaman di selatan dan Persia di Timur hingga Afrika Utara di barat, dia bisa saja memakai pakaian mahal dan kuda terbaik.

 

35. Sebagai khalifah, setiap hari Ali patroli di pasar. Dia mengingatkan orang orang agar selalu bertakwa, berdagang dengan jujur, jangan memanipulasi timbangan, dan jangan menggembungkan daging (bikin daging gelonggongan).

 

36. Suatu hari Ali lewat di depan rumah seorang Yahudi. Di depan rumah itu dia melihat baju perang yang dia yakini adalah miliknya yang hilang. Ali menemui pemiik rumah dan mengatakan bahwa baju perang itu miliknya, tapi si Yahudi membantah dan mengklaim itu adalah miliknya. Karena tidak mau mengaku, Ali mengajak si Yahudi pergi ke pengadilan.


Tentu saja si Yahudi heran. Ali sang khalifah yang negaranya sudah menaklukkan Persia dan Romawi sebenarnya sangat mudah baginya untuk mengambil paksa apa yang dia inginkan, tapi dia memilih menempuh jalur hukum.
(Beda sama pejabat jaman now, hukum cuma berlaku buat rayat jelata. Penguasa mah bebas.)
Mereka berjalan berdua menuju tanpa pengawalan sama sekali. 


Si Yahudi tambah heran saat sampai di pengadilan, orang-orang biasa saja ketika melihat kedatangan Ali. Tidak ada yang berdiri untuk memberi penghormatan, tidak ada yang rebutan salaman. Mengapa? Karena Ali sangat dekat dengan rakyatnya. Dia biasa berada di masjid, pasar, atau di tempat umum lainnya.
Si Yahudi kaget ketika sang hakim menyuruh mereka berdua untuk antri karena pengadilan sedang ramai. Sang hakim yang diangkat Ali, gajinya ditentukan Ali, memperlakukan Ali sama seperti rakyat jelata seolah bukanlah siapa-siapa. Ali juga bersikap biasa saja padahal sebenarnya dia bisa minta didahulukan.
Ketika tiba giliran mereka, Ali menceritakan pada hakim bahwa baju perangnya ada di rumah si Yahudi. Si Yahudi membantah tuduhan Ali dan mengklaim bahwa baju itu miliknya. Ternyata bukti dan saksi yang ditunjukkan Ali tidak cukup. Langsung sang hakim memutuskan bahwa baju itu milik si Yahudi.
(kira-kira ada ngga hakim jaman now yang berani memutuskan bahwa presidennya salah?)


Hal terakhir inilah yang membuat si Yahudi super kaget. Dia baru saja mengalahkan khalifah di pengadilan yang hakimnya merupakan bawahan sang khalifah. Akhirnya si Yahudi mengaku bahwa baju perang itu milik Ali yang dia curi 2 hari sebelumnya. Terkesan dengan keadilan Ali dan sang hakim, si Yahudi masuk Islam.
Perlu diketahui bahwa orang Yahudi sangat sulit untuk masuk Islam. Bahkan jumlah Yahudi yang masuk Islam di jaman Rasulullah saw bisa dihitung dengan jari.

 

37. Ali pernah ke pasar menjual pedangnya yang sangat berharga. Dia berkata bahwa jika punya uang sedikit saja, pasti dia tak akan menjual pedang berharganya yang dulu digunakan untuk membela Rasulullah saw.


Ini menunjukkan bahwa Ali hidup seperti umumnya rakyat jelata. Dia makan dari hasil kerjanya sendiri, bukan dari harta negara. Baginya jabatan adalah amanah, bukan untuk cari uang.

 

38. Walaupun Ali sudah memberantas orang-orang Khawarij, tapi kelompok ini masih tersisa dan tetap eksis. Ada 3 orang Khawarij berkumpul, membicarakan kondisi umat Islam saat itu yang sedang kacau. Kesimpulannya, mereka bersepakat untuk membunuh 3 orang yang mereka anggap sebagai biang dari kekacauan itu yaitu Ali, Muawiyah dan Amru bin Ash. Mereka membagi tugas, masing-masing harus membunuh 1 target. Yang bertugas membunuh Ali bernama Abdurrahman bin Muljam. Mereka bersepakat akan menjalankan aksinya pada 15 Ramadhan 40H. Ketiganya bersumpah dengan nama Allah tidak akan mundur sampai targetnya mati atau mereka yang mati karenanya. Setelah itu mereka mengolesi pedang dengan racun.

 

Begitulah kaum Khawarij. Ilmu agamanya dangkal, kalau ketemu masalah ngga punya solusi selain bunuh.

 

39. Pada malam Jumat tanggal 15 Ramadhan, Abdurrahman bin Muljam mengintai Ali. Ketika sang khalifah keluar untuk shalat subuh, Abdurrahman menebaskan pedangnya ke ubun-ubun Ali sambil berteriak, “Hukum itu hanya milik Allah, bukan milikmu, bukan pula milik teman-temanmu!”


Orang-orang yang sedang berangkat ke masjid langsung heboh. Mereka membawa Ali ke rumahnya. Di saat kritis seperti iu, Ali masih sempat menyuruh orang-orang yang mengerumuninya agar segera ke masjid utuk melaksanakan shalat subuh sebelum waktunya habis.
Setelah shalat subuh, orang-orang kembali ke rumah Ali dengan membawa Abdurrahman. Melihat si pembunuh, Ali sedih karena ternyata dia mengenalnya lalu bertanya. “Kamu kah yang berusaha membunuhku setelah sekian lama aku berbuat baik padamu?”


Para sahabat murka, sudah tidak sabar ingin menghajar Abdurrahman. Ali yang menyadari hal ini justru memaksakan diri untuk maju melindungi pembunuhnya dari amukan massa, lalu berkata, “Terimalah kedatangannya dengan baik, perlakukanlah dia dengan baik pula. Jika selamat dari kematian, akulah yang berhak atas nyawanya, baik menuntut qishas atau memaafkannya. Jika aku meninggal, maka susulkanlah dia agar kelak dapat kutuntut di hadapan Rabb semesta alam. Jangan bunuh orang selainnya untuk membalas kematianku, karena Allah swt tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

 

40. Akhirnya, sepupu Rasulullah saw, orang yang belum pernah menyembah berhala, sahabat nabi yang termasuk orang-orang pertama masuk Islam, sahabat nabi yang dijamin masuk surga, sahabat yang terkenal luas ilmunya, pendekar sejati pelindung nabi, sang khalifah ke-4, Ali bin Abi Thalib ra syahid di tangan seorang Khawarij yang sok-sokan membela kebenaran, sok-sokan paling berpegang pada Quran & sunah padahal bego dan sesat yaitu Abdurrahman bin Muljam. Ali dibunuh pada Hari Jumat 15 Ramadhan 40H. 

 

41. Diantara 3 orang Khawarij yang melakukan rencana pembunuhan, hanya Abdurrahman bin Muljam yang berhasil. Sementara itu 2 temannya gagal membunuh Muawiyah dan Amru bin Ash.

 

Rasulullah saw pernah bersabda, “Sesungguhnya nama kalian yang paling disukai oleh Allah swt adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (HR. Muslim)
Ternyata si Yahudi munafik pemecah belah umat bernama Abdullah bin Saba’ dan pembunuh Ali bernama Abdurrahman bin Muljam. 2 orang ini walaupun namanya disukai Allah swt, tapi kelakuannya sangat terlucknut. Oleh karena itu jangan kaget kalau lihat ada orang namanya islami tapi kelakuannya busuk. Dari dulu udah ada.

 

42. Dengan syahidnya Ali, maka berakhirlah era khulafaur rasyidin. Selanjutnya umat Islam memasuki jaman kerajaan yang didirikan Muawiyah bin Abu Sufyan. 


 

Berikut adalah beberapa kata mutiara Ali bin Abi Thalib yang menunjukan keimanan, kecerdasan, kebijaksanaannya.

 

1. “Betapa bodohnya manusia, Dia menghancurkan masa kini sambil mengkhawatirkan masa depan, tapi menangis di masa depan dengan mengingat masa lalunya.”

2. “Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak membutuhkan itu, dan yang membencimu tidak mempercayai itu.”

3. “Jadilah seperti bunga yang memberikan keharuman bahkan kepada tangan yang telah menghancurkannya.”

4. “Jangan membenci siapapun, tidak peduli berapa banyak mereka bersalah padamu. Hiduplah dengan rendah hati, tidak peduli seberapa kekayaanmu. Berpikirlah positif, tidak peduli seberapa keras kehidupanmu. Berikanlah banyak, meskipun menerima sedikit. Tetaplah berhubungan dengan orang-orang yang telah melupakanmu, dan ampuni yang bersalah padamu. Jangan berhenti berdoa untuk yang terbaik bagi orang yang kau cintai.”

5. “Orang cantik tidak selalu orang baik, tapi orang baik selalu cantik.”

6. “Lepaskan segala sesuatu yang membuatmu stres dan sedih.”

7. “Jangan terang-terangan mengutuk iblis padahal diam-diam kau mengikutinya.”

8. “Tubuh dibersihkan dengan air. Jiwa dibersihkan dengan air mata. Akal dibersihkan dengan pengetahuan. Dan jiwa dibersihkan dengan cinta.”

9. “Jangan menganggap diamnya seseorang sebagai sikap sombongnya, bisa jadi dia sedang sibuk bertengkar dengan dirinya sendiri.”

10. “Jangan biarkan hatimu berlarut-larut dalam kesedihan atas masa lalu, atau kamu tidak akan pernah siap untuk menghadapi apa yang akan terjadi.”

11. “Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan di setiap kesempatan, tapi orang yang optimis selalu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan.”

12. “Diberkatilah dia yang kesalahannya sendiri mampu mencegahnya dari melihat kesalahan orang lain.”

13. “Sebagian obat justru menjadi penyebab datangnya penyakit, sebagaimana sesuatu yang menyakitkan adakalanya justru menjadi obat penyembuh.”

14. “Jangan biarkan kesulitan membuatmu gelisah, karena bagaimanapun juga hanya di malam yang paling gelap lah bintang-bintang tampak bersinar lebih terang.”

15. “Teman sejati adalah dia yang selalu memberi nasehat ketika melihat kesalahanmu dan dia yang mau membelamu di saat kamu tidak ada.”

16. “Memaafkan adalah kemenangan terbaik.”

17. “Lebih mudah mengubah gunung menjadi debu daripada menanamkan cinta di hati yang dipenuhi dengan kebencian.”

18. “Jangan pernah mengambil keputusan ketika sedang marah dan jangan pernah membuat janji ketika sedang senang.”

19. “Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir.”

20. “Ya Allah, saat aku kehilangan harapan dan rencana, tolong ingatkan aku bahwa cinta-Mu jauh lebih besar daripada kekecewaanku, dan rencana yang Engkau siapkan untuk hidupku jauh lebih baik daripada impianku.”

21. “Dia yang menaruh kepercayaan pada dunia, dunia akan mengkhianatinya.”

22. “Lebih baik mendengarkan musuh yang bijak daripada meminta nasihat dari teman yang bodoh.”

23. “Ada dua jenis manusia: 1) mereka yang mencari tapi tidak dapat menemukan, dan 2) mereka yang menemukan tapi masih menginginkan lebih.”

24. “Jangan besarkan anakmu dengan cara orangtuamu membesarkanmu dulu, karena mereka lahir di zaman yang berbeda.”

25. “Selalu ada cukup cahaya bagi orang yang mau melihat.”

26. “Orang yang penuh harap akan terus mencari, sementara orang yang penuh ketakutan akan melarikan diri.”

27. “Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran (yang kau jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit.”

28. “Kemarahan itu seperti bola api, tapi jika kamu menelannya, itu akan lebih manis daripada madu.”

29. “Ucapan itu seperti obat, dosis kecilnya bisa menyembuhkan tapi jika berlebihan bisa membunuh.” 

30. “Jika kamu ingin menguji karakter seseorang, hormati dia. Jika dia memiliki karakter yang bagus, dia akan lebih menghormatimu, namun jika dia memiliki karakter buruk, dia akan merasa dirinya paling baik dari semuanya.”

31. “Berhentilah membahas apa yang tidak kamu ketahui dan membicarakan tentang apa yang tidak menjadi perhatianmu.”

32. “Betapa terhormatnya ilmu, sampai orang yang tidak memilikinya mengaku memiliki, dan betapa hinanya kebodohan, sampai orang yang memilikinya tidak mau mengaku.”

33. “Jangan merasa kesepian di atas jalan kebenaran karena sedikitnya orang yang berada di sana.”

34. “Banyak permasalahan pelik yang berhasil diselesaikan dengan kemurahan hatian.”

35. “Sabar sesaat saja di saat marah akan mencegah ribuan penyesalan.”

36. “Berikan perhatian dan bersikap baiklah kepada istrimu. Dia adalah bunga yang lembut, bukan budak rumah tanggamu.”

37. “Jagalah dirimu dari sifat marah. Karena kemarahan itu dimulai dengan kegilaan dan berakhir dengan penyesalan.”

38. “Aku akan terus bersabar, bahkan sampai kesabaran itu sendiri merasa lelah dengan kesabaranku.

39. ”Berikan ribuan kesempatan kepada lawan untuk menjadi kawan, tapi jangan berikan satu kesempatan pun bagi kawan untuk menjadi lawan.”

40. “Seorang teman tidak bisa dianggap teman sampai ia diuji dalam tiga kesempatan: 1) di saat membutuhkan, 2) di belakangmu, dan 3) setelah kematianmu.”

41. “Tidak ada yang bisa menjaga rahasiamu lebih baik daripada dirimu sendiri, maka jangan salahkan siapa pun orang yang mengungkapkan rahasiamu karena kamu sendiri tidak bisa menyembunyikannya. Rahasiamu adalah tawananmu, yang jika dilepaskan, itu akan membuatmu tahanan.”

42. “Jangan megikuti mayoritas, tapi ikutilah jalan kebenaran. Hiduplah di dunia ini layaknya seorang pengembara, dan tinggalkan setiap kenangan manis di belakangmu. Sesungguhnya kita hanyalah tamu di sini, dan setiap tamu harus segera pergi.”

43. “Jangan katakan pada Allah ‘aku punya masalah besar’, tetapi katakan pada masalah bahwa ‘aku punya Allah Yang Maha besar.”

44. "Kejahatan akan terus ada bukan karena banyaknya orang jahat tapi karena diamnya orang baik."

dan masih banyak lagi.

 

Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah lalu berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat Rasul mengenai seorang yang mencintai sesuatu kaum, tetapi tidak pernah menemui kaum itu?" Rasulullah bersabda: "Seorang itu beserta orang yang dicintainya." (HR.Bukhari)

 

Kita umat Islam punya tokoh-tokoh hebat yang nyata dan lebih layak dijadikan Idola.
Marilah belajar sejarah agar tidak salah pilih tokoh idola!
Marilah kita nge-fans kepada Rasulullah saw dan para sahabat agar bisa dipertemukan dengan mereka di surga nanti.

 

sumber:
Ensiklopedi Sahabat karya Syaikh Mahmud Al Mishri
Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri
66 Orang yang Dicintai Rasul karya Prof. Dr. Muhammad Bakar Ismail
https://www.youtube.com/watch?v=Bo9Y1itAPNE
https://www.youtube.com/watch?v=XGFvLZWFZFk
https://www.youtube.com/watch?v=c9NINlIKIIU
https://www.mutiaraislam.net/2017/10/kata-mutiara-islam-ali-bin-abi-thalib.html